KENAPA BISA BIAYA AKSES INTERNET DI INDONESIA BEGITU TINGGI ?

Indonesia salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, bahkan balita di negara kita pun sebagian memilik akun media social yang jelas terhubung koneksi internet. Jumlah  pengguna internet di Indonesia sebesar 100 juta di tahun 2016, 4 kali lebih banyak dari populasi Australia. Saya kelahiran merauke, kota yang ada diujung timur Indonesia ini sangat terlambat dengan perkembangan internetnya, bahkan biaya akses yang mahal menjadi kendala saya untuk meggunakannya. Penjelasan berikut saya kumpulkan dari teman-teman saya yang sudah saya rangkum dan simpulkan.

So, Kenapa bisa sih? Infrastruktur yang mahal dan susah didapat menjadi kendala utama, ya internet tidak muncul tiba-tiba, perlu alat-alat untuk menyediakannya. Disetiap wilayah di Indonesia biaya infrastrukturnya berbeda-beda, itu sebabnya di merauke atau tempat-tempat terpencil biaya akses internetnya mahal, karena jangkauan ke wilayah tersebut, biaya tenaga kerja biaya operasioanal, biaya sambungan internasional dan yang lainnya, nah biaya-biaya inilah yang menetukan harga internet. Lalu ada yang bertanya pada saya, “ terus kalau operator-operator kartu handphone itu gimana?, mereka menjanjikan kecepatan akses yang tinggi dengan harga yang bisa di jangkau, namun kenyataanya sama saja tuh ”. itu karena koneksinya dibagi-bagi, dipakai bersama-sama, 10 atau 100mbps itu tidak murni buat kita pakai seorang diri, nah ini namanya system sharing yang biasa menggunakan kuota untuk membaginya sama rata agar adil dan semua bisa menggunakannya. Kalau kalian mau koneksi sebesar 100mbps keatas dipakai sendiri, pasti biaya yang dikeluarkan bisa mencapai puluhan juta rupiah per mbps nya tergantung dimana anda tinggal, semakin sulit jangkaunnya, pasti semakin mahal biaya aksesnya, nah ini namanya system dedicated atau murni.

Maka itulah kesimpulan yang bisa saya bagi pada pembahasan kali ini, jika ada pertanyaan yang bisa di bahas atau saran, coment aja…

#AyoBertanya.

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis Asmara Aditya — Minggu, 02 Oktober 2016 — Add Comment